Tak pernah terbalas apa yang sudah diperjuangkan oleh ayah ibu kepada anaknya. Lelah pernah dirasakan, bahkan kesulitan kala mendampingi buah hatinya tak dipedulikan yang terpenting adalah bagaimana sang anak dalam keadaan yang layak tanpa kurang suatu apa pun.
Ingatkan terus ketika anak mulai membangkang. Banyak kisah tentang anak durhaka yang bisa diceritakan dan diambil pelajaran. Bahkan sesekali kita perlu ajak takziyah ketika ada yang meninggal di usia muda dan ajak berempati sekiranya mengalami hal yang sama yakni orang tua tiada dan dirinya masih kecil.
Berharap dengan cara demikian menjadi salah satu sarana untuk menghadirkan rasa kasih sayang anak terhadap kedua orang tua mumpung mereka masih hidup. Ada cara lain yang juga bisa menumbuhkan sikap berbakti yakni membacakan kisah keteladanan dari salafusshalih atau kisah inspirasi yang membuat hati sang anak terketuk untuk berbakti.
Ayat 15
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٥)
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Ajarkan kepada buah hati untuk mengikuti jalan orang-orang yang tertunjuki. Banyak tantangan dalam kehidupan bahkan godaan kemaksiatan. Ajarkan mereka untuk mengikuti jalan orang-orang yang berada dalam kebenaran yakni berpegang teguh pada prinsip Ilahiyah yang akan mengantarkan mereka pada jalan keselamatan.
Jelaskan bahwa orang tua pun adalah manusia biasa yang sangat mungkin sampai pada ketergodaannya yakni menyimpang dari ajaran kebenaran. Maka jika seorang anak sudah teguh meniti jalan Allah tak hanya mampu menyelamatkan dirinya namun mereka sanggup mengajak orang tuanya kembali ke jalan Allah atas pertolongan Nya.
Ayat 16
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (١٦)
16. (Luqman berkata), “Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahateliti.
Penjelasan tentang luasnya ilmu Allah Subhaanahu wa Ta’aala, pentingnya menanamkan rasa muraqabah (merasa diawasi Allah Subhaanahu wa Ta’aala) ke dalam diri anak, pentingnya mengajarkan anak akhlak yang mulia dan mengingatkan kepadanya agar menjauhi akhak tercela.
Allah Maha melihat apa yang kita perbuat. Bahkan ketika tak seorang pun tahu apa yang sedang dibicarakan denga seseorang dalam tempat yang tersembunyi sekali pun Allah akan bisa melihat dan mendengar bahkan apa yang sedang terbetik dalam hati dan terlintas di pikiran Allah bisa mengetahui.
Tentang pengawasan Allah dalam setiap keadaan manusia dan peristiwa yang terjadi itulah muraqabatullah. Jika secara terus menerus kita sampaikan semoga ada jalan kemudahan untuk anak kita memahami dan tentu yang harus juga kita lakukan adalah doa yang tiada putus sehingga Allah berkenan mengabulkan.
Ayat 17
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ (١٧)
17. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
Ditulis oleh Rochma Yulika