News

Bijak Memilih Sekolah

Bulan Juli identik dengan sekolah. Mulai dari urusan perlengkapan back to school, daftar ulang, dana sampai yang paling dasar : mau menyekolahkan anak dimana? Semakin banyak pilihan semakin galau. Sekolah negeri? Sekolah Islam terpadu? Sekolah Internasional? Sekolah swasta di kampung? Boarding school? Pesantren? Sekolah Montessori? Homeschooling? Atau ga usah sekolah sama sekali? Pusiiiinggg…
Banyak ibu bingung mau menyekolahkan anak dimana. Lebih bingung lagi saat sang ayah sebagai pemimpin keluarga justru tak mau ambil pusing. Menyerahkan  pada sang ibu untuk memilih sekolah. Padahal ibu-ibu itu kalau memilih, pasti perasaan yang didahulukan. Survei bukannya dengan berkeliling supaya dapet ‘feel’nya, malah survei di grup medsos. Tak jarang berakhir saling bully dan memicu mom’s war.
Ibu menyekolahkan anak di boarding dibilang nggak sayang anak, berlepas diri dari pengasuhan dan tidak bertanggung jawab. Ibu menyekolahkan anak di sekolah negeri dibilang nggak menjaga lingkungan anak. Menjerumuskan anak. Disekolahkan di sekolah mahal dibilang not worth it. Buat apa mahal-mahal. Homeschooling dibilang masa depan suram. Apa jadinya anak kalau ga sekolah.
Intinya ya Bu, apapun pilihan kita, orang selalu bisa mencari celah untuk menyalahkan. Jadi ya santai aja. Ingat aja beberapa hal berikut  saat memilih sekolah :
1. Memilih sekolah bukan memilih aqidah. Aqidah kita nggak batal kalau kita beda sekolah sama orang lain. Jadi ga usah terlalu ideologis, menganggap bahwa semua yang berbeda dengan kita berarti kurang berpasrah diri pada Allah. Beuh..berat ya. Tapi di medsos tercinta ini ada saja yang ekstrim seolah beda sekolah itu beda agama. Kita sih pertimbangannya moderat aja ya..😅.
2. Dana
Memilih sekolah HARUS sesuai dengan anggaran yang ada. Saya sering jelaskan bahwa anggaran pendidikan seluruh anggota keluarga itu berkisar 20% dari seluruh anggaran keluarga. Jadi jangan memaksakan diri memasukkan anak ke sekolah mahal. Yang harus kita paksakan justru berusaha agar anak tetap mendapatkan didikan ala sekolah mahal, tanpa harus keluar banyak biaya. Nah..paksakan diri kita untuk selalu belajar dan berinovasi 😊
3. Jarak
Sekolah tiap hari itu lelah,  Jendral. Akan lebih lelah kalau jarak yang ditempuh terlalu jauh. Apalagi kalau usia anak masih kecil (tk/sd). Sayang waktu mereka habis di jalan. Apalagi di kota besar yang sering bertemu kemacetan, sangat rentan menimbulkan stres pada anak. Kalau harus banget ke sekolah tersebut, pindah rumah saja biar dekat
4. Metode/Tipe
Selalu sesuaikan dengan visi misi keluarga.
Untuk keluarga yang menjadikan kemandirian dan pemahaman agama sebagai pokok, sekolah boarding Islam bisa jadi pilihan.
Untuk keluarga dengan gagasan internasional yang kuat, bercita-cita ke luar negeri, sekolah bilingual atau internasional yang memiliki akses ke sekolah luar negeri bisa jadi pilihan.
Untuk keluarga yang ingin mengarahkan anak ke jalur syariah, sdit atau pesantren bisa jadi pilihan. Terutama sekolah yang memiliki akses ke sekolah di timur tengah.
Untuk keluarga yang tidak menjadikan akademis sebagai sasaran, lebih ke arah pengembangan minat bakat, homeschooling bisa jadi pilihan.
Untuk keluarga yang ingin anak menempuh jenjang akademis tinggi di dalam negeri, bisa masuk ptn, sekolah negeri bisa jadi pilihan.
Kebutuhan tiap anak dan keluarga berbeda-beda. Tidak perlu membandingkan keluarga kita dengan keluarga lain. Kagum boleh saja, tapi rasional lebih utama.
5. Survei langsung
Jangan memilih sekolah hanya karena brosur saja. Brosur itu hanya rangkaian huruf yang bisa dikarang sesuka hati oleh siapa saja.  Wawancarai gurunya agar kita mengerti kepada siapa kita menitipkan anak. Lihat kondisi fisik bangunan sekolah, agar kita paham apakah bisa memenuhi kebutuhan anak-anak kita. Wawancarai muridnya agar kita tau apa pendapat mereka tentang sekolah tersebut. Rasakan langsung jalur perjalanan yang harus ditempuh anak, agar kita bisa membayangkan apakah akan melelahkan atau tidak.
6. Rapat keluarga
Setelah berbagai informasi
didapat, bicarakan dalam rapat keluarga.
Jangan mau terima kalau suami menyerahkan pada ibu untuk memilih..nanti kalau ada apa-apa, ibu yang disalahkan..ehehe. Duduk yang serius, dan bicarakan dengan baik.
Pertimbangkan dengan matang, lalu putuskan bersama. Pastikan seluruh anggota keluarga, termasuk anak yang akan menjalani, menerima dan mendukung keputusan ini. Jadikan keluarga tim yang kompak untuk bahu membahu memberikan yang terbaik, bahkan walaupun keputusan hasil rapat tidak sesuai dengan keinginan pribadi.
Semoga kebarakahan menyertai keluarga yang senantiasa menjadikan syurga sebagai dasar pengambilan keputusan, seperti yang diajarkan dalam al Qur’an dalam surat Asy Syuuraa.
7. Tidak ada sekolah yang sempurna.
Kita harus memilih. Tidak ada sekolah yang mampu memenuhi kebutuhan kita 100%. Termasuk homeschooling. Biarkan sekolah mengambil porsi sebanyak mereka mampu, dan sisanya, kita sebagai orangtua yang menyempurnakan. Baik oleh kita secara langsung ataupun melalui komunitas atau lembaga pendidikan non formal lainnya.
Semoga anak-anak kita memperoleh pendidikan terbaik. Karena pendidikan adalah KUNCI PERADABAN 😊
Cermat memilih sekolah
Ditulis oleh Yuria Pratiwhi Cleopatra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.