Atas nama kepatuhan dan adab,
kadang anak di bawah usia 7 tahun tidak diberi kesempatan mengembangkan fitrahnya termasuk fitrah individualitasnya, fitrah seksualitasnya, fitrah bahasa dan estetikanya, fitrah bakatnya dstnya.
Adab dan akhlak sering dibenturkan dengan fitrah perkembangan anak, ditabrakkan dengan fitrah keunikan anak, dikonfrontasikan dengàn fitrah individualitasnya bahkan fitrah keimanannya sekalipun.
Semuanya karena tergesa ingin melihat anak nampak Sholeh dan Beradab.
Padahal itu tidak perlu terjadi, karena sesungguhnya Fitrah dan Adab saling berkaitan dan saling menguatkan.
Fitrah sebagai modal dasarnya dan Adab sebagai buahnya apabila fitrah tumbuh paripurna pada tahap yang tepat dan dipandu Kitabullah.
Fitrah adalah potensi kebaikan (original goodness atau innate goodness) yang siap menerima Kebenaran Wahyu, meliputi fitrah iman, fitrah belajar dan bernalar, fitrah bakat, fitrah individualitas dan sosialitas, fitrah estetika dan bahasa dstnya.
Contoh ; 1. Lihatlah mengapa sholat (adab pada Allah) baru diminta diperintahkan pada anak saat usia 7 tahun bukan sejak dini, karena memang gerakan sholat yg formal cocok untuk anak mulai usia 7 tahun dimana kesadarannya bahwa ada aturan dan perintah baru dimulai pada usia 7 tahun. Jika kita terburu ingin melihat anak beradab dan patuh pada Allah dengan memerintah sholat pada usia di bawah 7 tahun, maka hasilhya akan kontra produktif, bisa jadi malah membenci sholat. Jangan salah duga, tentu diinspirasikan indahnya sholat boleh dan sangat baik dengan menguatkan gairah cinta anak pada Allah dsbnya. Jika cintanya tumbuh kuat pada usia di bawah 7 tahun, maka di atas usia 7 tahun, mereka akan menyambut sholat dan perintah Allah lainnya dengan sukacita. Ini pertanda Adab mereka pada Allah terbentuk baik sebagai buah dari fitrah iman yang tumbuh indah.
Contoh 2 ; Tentang adab pada manusia, misalnya berbagi pada teman. Anak di bawah usia 7 tahun masih ego sentris, sehingga jangan dipaksa untuk berbagi. Misalnya ketika mainannya direbut temannya, atau ketika sedang menyukai makanan tertentu, maka jangan tergesa memaksa mereka utk berbagi karena ini tahap penguatan individualitasnya, jati dirinya dstnya.
Memaksanya berbagi akan membuat mereka menjadi tidak kokoh egonya, tidak utuh individualitasnya dll sehingga pada tahap berikutnya akan membuat menjadi peragu, malah sulit bersosial dsbnya.
Jangan salah duga, diinspirasikan indahnya berbagi tentu boleh, namun bukan dipaksa “on the spot” dengan alasan agar memiliki akhlak atau adab.
Setelah usia 7 tahun, jika fitrah individualitasnya bagus mereka akan mampu berkorban sebagai adab tertinggi pada sesama.
Contoh 3; Beberapa keunikan anak atau Fitrah bakat kadang muncul seolah tidak beradab, misalnya anak yang berbakat memimpin umumnya nampak keras kepala dan tidak suka diatur, anaknya yang berbakat seni umumnya moody dan sensitif, anak yang berbakat pemikir umumnya nampak anti sosial dan pendiam dsbnya. Jika kita tidak memahami fitrah bakat atau keunikan anak dan tergesa ingin melihatnya berakhlak atau beradab, maka kita akan memaksanya menghilangkan keunikan nya tersebut. Padahal tugas kita membantu menguatkan potensi keunikannya dan menyempurnakan akhlaknya dimulai dari keunikannya tsb. Fitrah keunikan atau fitrah bakat jika tumbuh paripurna kelak akan menjadi peran peran peradaban terbaik yang akan menjadi adab bagi kehidupan dan masyarakat. Karenanya untuk fitrah bakat, kita Fokus pada cahayanya saja, nanti kegelapannya akan tidak relevan.
Mari tetap rileks dan optimis, Allah telah instal fitrah atau karakter bawaan baik dalam diri anak anak kita, banyaklah mensyukurinya, sehingga Allah curahkan banyak hikmah dalam mendidik. Jangan obsesif dan tergesa yang dapat menyimpangkan bahkan menciderai fitrah ananda. Yakinlah jika fitrahnya tumbuh baik maka adab akan mudah ditanamkan karena keduanya dari Allah SWT.#
Tentang penulis :
*Dosen Poltekkes Negeri Dinkes
*Penyuluh agama Kementrian Agama
Pekanbaru
Ditulis Oleh: Hafifah Rasyeed