Parenting

Mendidik anak di masa “online”

Oleh : Muhammad Fauzil Adhim

Teknologi modern untuk kita saat ini adalah teknologi kuno ketika anak-anak sudah dewasa. Maka menyibukkan diri membekali mereka dengan sesuatu yang segera usang sehingga lalai membekali mereka dengan yang mendasar, merupakan kerugian yang sangat besar.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Teknologi informasi dan komunikasi yang dipergunakan oleh penggguna akhir, bukan pengguna ahli, dirancang untuk sangat mudah digunakan. Semakin lama semakin tidak memerlukan keahlian khusus untuk memanfaatkannya. Kian mudah orang menggunakan teknologi ICT (gadget). Maka semakin perlu membekali hal mendasar yang tidak pernah berubah.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Sangat berbeda anak yang dapat mengendalikan diri terhadap gadget dengan anak yang memang tidak diberi kesempatan memegang gadget. Sekedar melarang anak memegang gadget tidak otomatis menjadikan mereka mampu mengendalikan diri terhadap gadget. Bahkan bisa kalap. Lebih gila dibanding anak lain.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Bedakan tidak diberi kesempatan memegang gadget dengan tidak memiliki gadget. Anak-anak saya tidak boleh memiliki gadget sampai mereka lulus SLTA. Tetapi mereka dikenalkan dengan gadget sejak awal. Penting pula membekali mereka semenjak awal, termasuk menunjukkan apa terjadi ketika mereka mengklik sebuah tautan atau mengunggah foto.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Banyak orangtua yang sebelum pandemic hanya berpikir bagaimana menyibukkan anak dengan alasan agar tidak punya kesempatan berpikir yang tidak-tidak. Lupa bahwa untuk memikirkan yang iya-iya (yang baik dan penuh manfaat) juga memerlukan waktu. Padahal sangat berbeda antara anak yang sibuk karena disibukkan dengan anak yang menyibukkan diri dengan hal-hal produktif.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Anak yang hanya disibukkan tanpa pemahaman dan motivasi terhadapnya, maka begitu ada kesempatan longgar sedikit saja, ia akan segera lari seperti orang yang lolos dari kejaran binatang buas. Maka kita perlu membangun himmah mereka. Perlu pemahaman dan pembangunan motivasi perilaku (الفهم و بناء الدوافع السلوكية) pada diri mereka sehingga mereka menyibukkan diri dengan kebaikan. Bukan sekedar disibukkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *