News

Menilai Akhlaq dan Ibadah Seseorang

Ada 4 kriteria manusia berdasarkan ibadah dan akhlaqnya :

 

1. Akhlaqnya baik, ibadahnya baik

2. Akhlaqnya baik, ibadahnya buruk

3. Akhlaqnya buruk, ibadahnya baik

4. Akhlaqnya buruk dan ibadahnya buruk

 

Mana yang terbaik dari empat kriteria tersebut?

Tentu no. 1 yang paling baik.

 

Mana yang terburuk?

Tentu no. 4 yang paling buruk

 

Lalu antara no. 2 dan 3 mana yang lebih baik?

Jawabnya no. 2 lebih baik. Alasannya, akhlaq merupakan tujuan ibadah. Percuma ibadah jika akhlaq tak berubah. Bukankah Rasulullah saw diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia?

 

Bukankah sholat (ibadah) dilakukan untuk mencegah dari perbuatan keji dan munkar (akhlaq)?

 

Jadi membentuk (karakter) akhlaq yang baik lebih susah dibanding membentuk seseorang yang rajin ibadah (melakukan sholat wajib/sunnah, membaca al Qur’an, doa dan zikir, menunaikan haji/umroh, dll). Ibarat orang berjalan, ibadah adalah rutenya dan akhlaq adalah tujuannya.

 

Ibadah juga berguna untuk mempertahankan akhlaq agar tetap baik, sehingga tak mudah jatuh tergoda.

 

Lalu apa peran aqidah? Aqidah adalah pondasi untuk membentuk akhlaq dan ibadah yang baik. Aqidah itu adanya di dalam hati dan ia akan muncul dalam bentuk perbuatan berupa akhlaq dan ibadah.

 

Jadi kalau kita ingin menjadi no.1 maka perkuat aqidah. Ini juga jawaban mengapa ada manusia kriteria no. 2, 3 dan 4, yaitu karena aqidah yang lemah.

 

Jika ada yang bertanya, bolehkah kita menilai orang lain berdasarkan 4 kriteria diatas? Jawabannya…sangat boleh! Jangan tertipu dengan perkataan orang-orang jahil yang mengatakan gak boleh menilai orang lain berdasarkan akhlaq atau ibadahnya. Jangan jadi panitia surga, jangan sok suci, katanya…🙃

 

Wah….sulit hidup ini jika kita tak bisa mengklasifikan orang lain. Bagaimana cara memilih jodoh, mendidik anak, menseleksi pegawai, memperbaiki kinerja SDM jika kita tak boleh menilai orang lain?

 

Hanya cara menilainya yang perlu obyektif. Untuk “mengukur” akhlaq dan ibadah seseorang patokannya adalah dalil-dalil agama, bukan subyektifitas pribadi berdasarkan akal semata.

 

Pergunakan empat kriteria ini untuk memilih teman bergaul, teman bisnis, teman curhat dan teman jodoh alias memilih calon istri atau suami jika ingin selamat dunia akhirat.

 

Contoh…untuk para jomblo.

Jangan bingung lagi ya jika ketemu hadits berikut :

 

“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)

 

Yang dimaksud “agama” disitu idealnya adalah jodoh yang akhlaqnya baik dan ibadahnya baik. Kalau tidak dapat, pilih yang akhlaqnya baik walau ibadahnya belum baik (buruk), dan seterusnya seperti empat kriteria di atas. Nanti setelah nikah perbaikilah apa yang masih kurang.

 

Semoga kita semua dipermudah oleh Allah swt untuk menjadi orang yang akhlaqnya baik dan ibadahnya baik.

 

Wallahu’alam..

 

Oleh Satria hadi lubis

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.