News

Berbagi Tips Pendidikan Anak yang diangkat dari kisah Luqman Al Hakim

Generasi seperti apa yang hadir di belakang kita? Tanggung jawab kita lah sebagai orang tua untuk mengukir jiwa raga generasi di belakang kita supaya menjadi manusia yang berkualitas.

 

Bercermin dari kisah Luqman Al Hakim bagaimana beliau mendidik putranya. Beberapa hal yang sudah diajarkan oleh beliau sehingga generasi terbaik lahir. Kita bisa dapati inspirasi cara mendidik generasi dalam Qur’an surat Luqman ayat 12-19.

 

Ayat 12

 

‎ وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (١٢)

 

Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.”

 

Kisah Luqman yang bijaksana, memberi nasihat kepada anaknya tentang pentingnya syukur atas segala yang didapati dalam kehidupan. Syukur itulah yang menjadikan hidup kita bertambah berkah. Setiap yang kita terima tak selalu sama dengan yang kita harapkan. Kita ajarkan anak selalu mengucap alhamdulillah. Kita ajak dialog anak penuh kasih sayang dan menjelaskan tentang keagungan Allah yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita sejak terlahir di dunia hingga saat ini masih bisa menghirup segarnya udara, menatap indahnya dunia dan mengecap segala karunia yang sudah diturunkan untuk manusia.

 

Kita ajarkan kepada anak dari hal yang sederhana seperti bagaimana kita setiap saat kita bisa bernafas lega. Coba saja sesekali anak kita ajak menengok teman atau kerabat yang sakit. Tunjukkan ketika ada tabung oksigen di sebelah pasien. Kita jelaskan berapa harga per tabung untuk membantu pasien untuk bernafas. Maka sudah seharusnya kita terus mengajak anak kita mensyukuri nikmat yang sudah Allah berikan. Dengan secara kontinyu kita ajarkan bagaimana indahnya bersyukur insyaAllah generasi di belakang kita akan terjauh dari kufur. Karena kita paham jika kufur makan azab Allah nyata adanya. Seperti dalam QS Ibrahim ayat 7. Dan bila bersyukur nikmat Allah sudah disiapkan untuk kita.

 

Ayat 13

 

‎وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (١٣)

 

13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

 

Membimbing anak menjauhkan diri dari syirk. Mengenalkan bahaya syirik pada anak kita itu harus. Bahkan tidak akan pernah masuk surga orang yang meninggal dalam keadaan syirik. Bentuk aktivitas syirik yang ada di sekitar kita. Hal ini perlu ditunjukkan secara nyata, misalkan ada beberapa tempat yang dianggap keramat akan ditemui bunga, kemenyan dan lain sebagainya untuk memuja makhluk ghaib.

 

Karena masalah tauhid sangat penting maka kita harus menanamkan sejak dini. Selain mengenalkan secara real masalah keesaan Allah bisa kita ajarkan melalui lagu, cerita atau apa saja sesuai dengan kreativitas orang tua. Sehingga internalisasi nilai mudah untuk dipahami oleh anak kita.

 

Ayat 14

 

‎ وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤)

 

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

 

Perintah untuk berbakti kepada orang tua ketika masih ada harus diajarkan karena Allah memerintahkan untuk berbuat baik pada keduanya. Karena orang tua lah yang menjaga dan merawat anak sedari kecil bahkan memenuhi segala kebutuhannya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.