Parenting

Membangun kesadaran anak sejak dini

Oleh Ustadzah Yanti Tanjung

 

========================

Pada dasarnya tingkat kesadaran (idrok) anak ada tiga:

 

🔑 Pertama, kesadaran sensasional (idrok syu’uriy) yang muncul dari tuntutan kebutuhan jasmani dan naluri. Misal, anak usia 0-2 tahun merasa lapar atau haus baru menyadari bila dia butuh ASI atau menunjuk-nunjuk gelas yang ada airnya agar dia diberi minum. Pada dataran inilah kepekaan ibu terhadap seluruh kebutuhan ananda dituntut agar tidak salah solusi. Jangan sampai ananda butuh makan malah dipaksa tidur atau butuh tidur dipaksa makan, butuh bermain dipaksa belajar atau butuh belajar disuruh bermain. Butuh kasih sayang diberikan jajanan dan mainan, butuh sholat berjamaah disuruh nonton TV atau diberi HP. Nah bila anak usia baligh masih level ini kesadarnnya maka prilakunya didominasi dorongan perasaan dibanding berpikirnya.

 

🔑 Kedua, kesadaran rasional (idrok aqliy) hasil dari sebuah pemikiran. Dimana anak mulai memiliki pendapat dalam memenuhi kebutuhannya baik jasmani maupun naluri, mulai bersitegang dengan ibunda, berdiskusi banyak hal, seringkali bertentangan pendapat dan keinginan. Disinilah dibutuhkan proses berpikir benar saat anak usia dini, menuntunnya dengan sabar bahwa yang benar-benar dia penuhi adalah kebutuhan bukan keinginan-keinginan hawa nafsu. Membangun metode berpikir saat ini adalah awal membiasakan ananda melihat akurasi fakta, menjauhkan diri dari kekeliruan dalam mengindera, selalu teliti siapa yang menyampaikan informasi dan hanya percaya kepada orang-orang yang terjaga ketsiqohannya yaitu orang tua dan gurunya. Berikutnya berupaya mengikatkan informasi yang benar dengan kebenaran realitas oleh otaknya. Inilah yang akan menuntun ananda untuk berpikir mendalam, tidak dangkal dan ananda terbiasa berpikir tentang kebenaran.

 

🔑 Ketiga adalah kesadaran ruhiyyah (idrok shillah billah), dimana ini muncul dari akal. Hanya saja akal anak dituntun oleh ibu dan ayah bahwa dibalik realitas yang ada, ada Allah yang Maha Pencipta, merasakan pengaruh Allah dalam alam, manusia dan kehidupan. Memahami bahwa Allah adalah Mudabbir (Pengatur), Penyayang, Pemberi, Berkuasa, Berkehendak dsb. Pada titik ini bunda harus mampu memunculkan rasa pengagungan ananda terhada Allah, perasaan untuk mensucikannya, dan memunculkan rasa syukur yang mendalam pada Allah sehingga prilaku ananda tergiring untuk taat pada Allah, menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

 

💡 Hadirnya Allah dalam sebuah kesadaran yang dijadikan landasan berpikir bagi ananda, inilah yang kita sebut basis AQIDAH dalam PENDIDIKAN. Saat kita menuntun pemikiran ananda menuju mustanir, melihat realitas, melihat setiap persoalan hidup selalu ananda kaitkan dengan solusi aqidah islamiyyah.

 

💡 Perlu juga dipahami bagi pendidik wa bilkhusus ibu dan ayah, tidak cukup mengantarkan ananda ke tingkat berpikir yang mendalam saja, tapi harus sampai kepada berpikir mustanir (cemerlang). Sebab manusia itu bisa bangkit dengan shohih (benar), bisa berubah dengan benar hanya bila sampai ke tingkat berpikir mustanir, dan upaya ini sudah harus dikondisikan sejak anak usia dini, stimulasi berpikirnya juga harus stimulasi berpikir mustanir. Wallaahu ‘alam bishshowab

 

 

1⃣ Bunda****/ usia anak 19 bulan/ Bagaimana membangun kesadaran shalat pada anak di usia dini? Karena kalau ditinggal berwudhu, menangis. Diajak shalat, bermain. Sudah berupaya menanamkan dan melatih.

 

📝 Bunda, anak usia dini apalagi usia 19 bulan belum memiliki kesadaran yang muncul dari akal karenanya belum akan ada realisasi pelaksanaan sholat atas kesadaran ini karena anak belum bisa mengikat fakta dengan informasi tentang fakta tersebut.

 

Fase ini adalah fase kesadaran yang muncul dari kebutuhan jasmani dan naluri, untuk perkara sholat tentunya terkait dengan naluri tadayyun. Bila ada anak sebelum usia 4 tahun melakukan sholat tanpa disuruh semata-mata karena stimulasi naluri yang berulang dilakukan. Untuk itu yang perlu dilakukan untuk anak usia 19 bulan adalah stimulasi naluri beragama (tadayyun).

 

Di sisi lain stimulasi berpikir dilakukan dengan komunikasi yang sesuai level berpikir anak, misalkan ketika ananda menangis ditinggal berwudhu, bunda bisa mengkomunikasikan, adik bersabar dulu disini ya, bunda mau berwudhu, atau ananda diajak berwudhu bersama sambil menjelaskan anggota wudhu dan kepentingan wudhu untuk shalat lalu shalat bersama walau pada akhirnya bermain. Begitu juga dengan stimulasi shalat, komunikasikan sesuai level berpikir anak. Bila dalam stimulasi ini tidak ada aplikasinya tidaklah mengapa yang penting proses stimulasi tadi sudah dilakukan, karena stimulasi inilah yang berguna untuk membangun kesadaran berpikir kelak seiring bertambah usia

 

2⃣ Bagaimana cara agar ananda di usia 7 tahun rajin sekolah? Karena seringnya ananda tidak berminat alasan di sekolah lama.

 

📝 Bunda, yang perlu kita pahami bahwa belajar ananda atau pendidikan buat ananda tidak identik di sekolah, dalam Islam ibu adalah sekolah pertama dan utama, ayah dan bunda adalah guru bagi ananda. Bila saat ini ananda tidak mau sekolah sebenarnya tidak masalah akan lebih baik dididik langsung oleh ayah dan bunda.

Dan yang perlu juga dipahami oleh bunda adalah memilih sekolah yang berbasis aqidah islam dan semua mata pelajarannya terintegrasi dengan aqidah. Insya Allah akan lebih nyaman bagi tumbuh kembang ananda dalam proses pembentukan kepribadian islam

 

🔄 Feedback. Baiknya memilihkan sekolah yang berbasis aqidah. Lalu bagaimana jika tidak ada sekolah basis aqidah di daerah. SD dan MI sama-sama sekuler?

 

📝 Bunda, memilih sekolah haruslah dipastikan berbasis aqidah Islam, bila tidak ada maka pilihan terbaik adalah mendidik sendiri.

 

Namun bila tetap ingin memilih sekolah sekuler, waspadai beberapa hal berikut:

1. Jebakan kurikulum

2. Jebakan kebijakan sekolah

3. Jebakan ekstrakurikuler

4. Tidak adanya ketauladanan guru

5. Jebakan pergaulan

Bila ingin memsukan ke sekolah sekuler bunda harus siap memposisikan diri sebagai ortu yang secara proaktif bisa bekerjasama dengan pihak sekolah tentang pendidikan anak dan berupaya menawarkan konsep pendidikan Islam sebagai konsep yang terbaik.

 

3⃣ Bunda****/ Usia anak 3 tahun 10 bulan/ Bagaimana solusi terhadap anak yang takut saat mendengar orang meninggal? Berawal ketika melihat kakeknya yang sakit dan dirawat di RS, setelah itu mendengar kabar kakeknya meninggal. Dari kejadian tersebut, ananda selalu mengkaitkan orang sakit bisa meninggal. Sudah kami jelaskan bahwa bergantung ajal. Bagaimana solusi terhadap ananda agar terbentuk kesadaran?

 

📝 Bunda, ketakutan anak ketika melihat fakta orang meninggal suatu hal yang naluriyyah karena ananda memiliki naluri baqo, salah satu penampakannya adalah rasa takut.

 

Pada dataran ini bila belum ada informasi sebelumnya tentang fakta ini memang memunculkan tanda tanya yang membutuhkan jawaban dan memuaskan akal ananda, akan tetapi mengingat akalnya belum bisa mengaitkan informasi dengan fakta maka yang muncul adalah kesadaran sensasional, bahwa dia takut mati dan ayah bundanya tidak boleh sakit dan tidak boleh mati.

 

Kondisi seperti ini tentunya pertama yang dilakukan adalah menenangkan ananda bahwa saat ini kita semua masih dikaruniai kehidupan, masih bisa menghirup udara pemberian Allah, masih bisa bernafas, bergerak, melihat, masih diberi rezki dan seterusnya. Allah masih ingin melihat kita menjadi hamba yang sholeh, dan hamba yang bisa bersyukur dengan rajin sholat, rajin tahfidz, rajin belajar, rajin membantu bunda, gemar berbuat baik, gemar berbagi dan sebagainya. Oke dik, mari kita nikmati kehidupan itu dengan penuh rasa terima kasih kepada Allah. Jadi stimulasi berpikirnya dibawa ke realitas yang bisa diindera, hingga ada saatnya memberikan penjelasan tentang hal ghoib. Silahkan dikembangkan ya bunda

 

4⃣ Bagaimana cara mengantarkan anak usia dini agar bisa berfikir mustanir? Kesadaran apa yang dominan dan prioritas untuk distimulasi di usia 4 tahun?

 

📝 Bunda, Anak usia 4 tahun sudah bisa bertanya 5W 1H dan mulai berfungsi semua komponen berpikirnya dan mulai bisa mengaitkan antara fakta dan informasi yang sudah diberikan.

Tugas kita adalah menstimulasi, semakin dini semakin baik. Aspek kemustaniran itu terletak pada menghadirkan Allah dalam melihat realitas berpikir anak dengan menghadirkan solusi Islam dalam setiap masalah anak.

 

Misalkan ananda konflik dengan teman, berebut mainan, ketika bunda menjelaskan solusi islam bahwa bila hendak meminjam mainan teman harus izin dulu, bila tidak diizinkan maka ananda bersabar, Allah bersama orang-orang yang sabar. Walau saat itu ananda menangis, namun kehadiran Allah inilah yang merupakan peletakan basis aqidah, walau konsepnya baru stimulasi.

 

 

5⃣ Bagaimana menanamkan kesadaran pentingnya bermajlis pada anak usia 4 tahun? Saat majlis ilmu anak-anak saya ikut sertakan. Namun sering tidak fokus dalam majlis. Malam dan pagi sebelum acara sudah berjanji main sendiri dan tidak jajan. Tambah lagi sudah bawa bekal atau mainan.

 

📝 Bunda, untuk anak usia dini 4 tahun belum bisa fokus dan disiplin, tetapi sudah bisa belajar fokus dan disiplin. Apa yang bunda lakukan dengan mempersiapkan segalanya maka ingatkan lagi komitmennya dan teruslah distimulasi berpikirnya bahwa bunda dalam majelis ini dalam rangka menuntut ilmu dan orang berilmu dimuliakan Allah. Bila ananda masih melanggar komitmen stimulasi lagi sisi lain dari majelis ilmu, sampaikan keutamaannya dan seterusnya. Proses inilah bagian pendidikan yang dilakukan bunda semakin bervariasi penjelasan yang disampaikan semakin banyak informasi yang terserap, saatnya tiba informasi itu akan dikeluarkan ketika mengalami realitas majelis yang sama, insya Allah.

 

🔄 Feedback: Tentang menanamkan ilmu agama pada ananda, bagaimana memposisikan agar tepat? Setahun lagi insyaAllah ananda masuk SD. Ayahnya minta di Madrasah, tetapi saya kasihan pelajarannya terlalu banyak dan tidak produktif di ulang, waktu sampai sore sudah capek. Pertimbangan lagi SD agamanya minim. Cuma berfikir nanti bs diajari dirumah untuk fiqh dan arab.

 

📝 Ilmu agama atau tsaqofah Islam adalah materi inti yang wajib diberikan kepada anak dan porsinya lebih dominan dibanding pelajaran lain semisal math, sains, geografi.

Kurikulum di MI atau di SD sama-sama sekuler, namun di MI porsi tsaqofah lebih banyak. Bila hendak memasukkan ke salah satunya maka waspadai 5 jebakan: Jebakan kurikulum, Jebakan kebijakan sekolah, Jebakan ekstrakurikuler, Tidak adanya ketauladanan guru dan Jebakan pergaulan.

 

6⃣ Ummu ****/ putra 4,5 tahun. Ananda yang ke 2 ini sifatnya lebih temperamen. Tantrumnya lebih dibanding kakaknya. Kami menerapkan disiplin dan janji sejak kecil. Saat umur 3th masuk PAUD. Awalnya tidak ada masalah. Saat ini sering melanggar janji. Kami ingatkan tentang dosa dan balasan neraka. Terkadang hukuman kami terapkan, jatah susunya dikurangi, waktu main kami batasi, tapi masih tetap tidak komitmen kembali melanggar janji. Akhirnya lepas kendali dan emosi. Apakah anak umur 4th belum bisa diminta berkomitmen? Ataukah ada solusi saran yang lain agar tumbuh kesadaran ananda?

 

📝 Ummu yang dirahmati oleh Allah, Menerapkan disiplin dengan sanksi hukuman karena melanggar janji atau komitmen di usia 4 tahun belumlah saatnya. Hukuman itu berlaku saat di usia prabaligh 7 tahun, itupun tidak boleh sanksi fisik. Usia 10 tahun sanksi fisik boleh dilakukan bila tidak melaksanakan sholat.

 

Konsep pendidikan anak usia dini adalah dengan stimulasi dan konsep diri positif, karena dalam benak ananda belum memahami konsep disiplin dan sangsi, sangsi akan dia pahami sebagai ancaman bagi tidak terpenuhinya keinginannya maka yang muncul adalah perlawanan. Namun ananda sudah bisa belajar disiplin, walau di usia ini lebih banyak bermain dan eksplor.

 

Oleh karena itu bunda perlu memahami lebih dalam tumbuh kembang anak usia dini, jasmani, berpikirnya dan kecendrungan-kecenderungannya. Lalu memahami konsep islam dalam pendidikan anak usia dini.

 

Menurut saya ananda diberikan stimulasi-stimulasi terhadap berpikirnya dan stimulasi-stimulasi terhadap nalurinya, targetnya bukanlah aplikasi saat itu namun terbangunnya landasan aqidah terhadap kepribadian islamnya yang kelak menjadi energi baginya untuk menjadi generasi cahaya mata dan imam bagi orang-orang yang bertaqwa✅

 

📡 Parenting~Ibu Tangguh

SESI DISKUSI (Membangun kesadaran anak usia dini)

===

7⃣ Bunda****/ putri (11y10m), putri (9y5m), putra (3y10m)/ Ananda nomor 2 kesadaran beribadahnya masih kurang. Sholat harus diingatkan. Terkadang malas dan ngambek. Apalagi shalat isya karena selesai maghrib ingin tidur tidak kuat melek. Untuk saat ini sudah ada perubahan walau masih terus diingatkan tentang wajib sholat. Bagaimana membangun kesadaran beribadah di usianya? Adapun putra nomor 3 (usia 3y10m) agak dilematis mengajak sholat di masjid. Satu sisi ingin membiasakan sholat jamaah, sisi lain jika diajak jelalatan bikin riuh suasana sholat. Bagaimana menghadapi kondisi ini agar terbentuk kesadaran ibadah sholat ananda?

 

📝 Bunda, anak usia menjelang 10 tahun seringkali pembangkangannya muncul, celetukan-celetukan yang menyebalkan karena ananda sudah mulai merasa bisa mandiri dan tidak mau diatur walau oleh ibunya. Disinilah kesadaran aqliyah harus terwujud dengan benar dengan cara proses berpikir benar.

 

Adanya ritme aktifitas ananda yang dibuat secara disiplin ketat namun dengan berpikir benar merupakan suatu keharusan agar ananda terpenjara dalam koridor pembiasaan diri memiliki kepribadian islam. Maka buatlah kesepakatan jadwal harian mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi dimana kitapun terlibat langsung untuk ketauladanan.

 

Jangan lupa membuat komitmen bersama terhadap kegiatan tersebut, dan akan ada sangsi bagi yang melanggarnya dan ada hadiah bagi yang sudah berbuat ibadah terbaik hari ini, minggu ini, atau bulan ini. Mintalah ananda yang buatkan komitmen-komitmen itu.

 

Dalam perjalanan menerapkan kedisiplinan menghambakan diri kepada Allah, bunda akan terus memberikan penjelasan-penjelasan, diskusi-diskusi dan nasehat-nasehat berharga serta motivasi yang mempengaruhi sehingga ananda kita dapatkan perubahan setiap harinya walau itu hanya 1 persen.

 

Untuk anak usia dini sekali lagi belum muncul kesadaran aqliyahnya, yang ada adalah kesadaran naluriyahnya. Jadi ajakan kita agar sholat di masjid itu adalah bentuk stimulasi. Teruslah distimulasi sholat jamaahnya di masjid dan teruslah diberi informasi bagaimana adab sholat di masjid, sholat yang tertib itu bagaimana, bacaan sholatnya dan sebagainya.

 

8 Ummu ***/ putri 7th/ sangat susah untuk dinasehati suka membantah, cukup egois. Bagaimana cara agar bisa merubah sifat ego?

 

📝 Ummu, sifat egois anak muncul karena rangsangan dari dalam dirinya atau dari luar. Namun biasanya rangsangan itu lebih banyak dari eksternal yang ada di sekitar anak.

 

Naluri mempertahankan diri adalah sifat yang alami sebenarnya, namun bila ananda mengalami temperamen tinggi itu lebih dari bentukan orang dewasa, coba dianalisa penyebabnya. Berikutnya egoisme itu juga muncul karena tidak ada penyeimbang terpenuhinya naluri tadayyun (beragama) dan naluri nau’ (melestarikan keturunan). Dua naluri yang disebutkan terakhir kurang terstimulasi dengan baik saat usia dini.

 

Sisi lain berpikir ananda juga kurang diberi informasi basis aqidah dan tsaqofah-tsaqofah termasuk adab-adab. Jadi mohon dipenuhi semua kebutuhan ananda baik proses berpikir benarnya maupun terpenuhinya naluriyah secara berimbang dalam timbangan syariah Islam.

 

Afwan, perlu juga saya sampaikan bahwa prilaku anak kita sejatinya adalah cerminan didikan kita padanya. Maka rubah dia dengan merubah pola kita dalan mendidik, insya Allah anandapun akan berubah

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.