News

Tips Cerdas Ekonomi Keluarga

Pada sebuah pemberitaan dalam artikel media massa,

Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan, angka perceraian di Indonesia lima tahun terakhir terus meningkat.

Pada 2010-2014, dari sekitar 2 juta pasangan menikah, 15 persen di antaranya bercerai.

Angka perceraian yang diputus pengadilan tinggi agama seluruh Indonesia tahun 2014 mencapai 382.231, naik sekitar 100.000 kasus dibandingkan dengan pada 2010 sebanyak 251.208 kasus.

 

Mayoritas alasan perceraian adalah ketidakharmonisan rumah tangga.

“Ketidakharmonisan merupakan kondisi kompleks dan byk ragam permasalahannya, meski demikian dilihat secara garis besar, ada dua penyebab utama ketidakharmonisan, yakni kekurangan nafkah lahir dan batin.

 

Nafkah lahir ialah kewajiban pasangan untuk saling menghidupi, misalnya berkontribusi dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga, dsb.

Adapun nafkah batin adalah cara pasangan suami-istri memperlakukan satu sama lain.

 

Maka amatlah Penting untuk berhati hati dalam membelanjakan uang yang masuk, terlalu boros akibat banyak keinginan karena tuntutan “kekinian” dapat membuat ekonomi keluarga lebih besar pasak dari pada tiang, yang nantinya berdampak pada ketahanan dan keharmonisan keluarga

 

Menurut H. Henry Munief SE. Ak, MBA

“Sebuah keluarga tidak akan terlepas dari fungsi ekonomi, oleh karena ekonomi memiliki peran sebagai pengelola arus keuangannya dan menjadi salah satu faktor pendukung ketahanan dan keharmonisan keluarga”

 

Jadi mulai sekarang catat kebutuhan prioritas dan buatlah pembukuan sederhana untuk merencanakan serta mencatat keuangan keluarga.

 

Jadikan pasangan kita sebagai tim tangguh yang pintar mengatur (memanage) keuangan keluarga secara cermat dan saling percaya.

 

Sumber : Rumah Keluarga Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.