Sobat Pundj,
Bila anak-anak melakukan sesuatu yang salah atau tidak di sukai oleh kita,
Lalu kita membentak dan berteriak melarangnya,
Maka semakin sering anak anak melakukan prilaku buruk tersebut,
harus semakin sering pula kita membentak dan berteriak lebih lantang agar ia lebih patuh,
Dan mungkin saja di kemudian hari, harus ada hukuman atau menyakitinya secara fisik.
Kesemua ini pada akhirnya hanya akan membuat “amygdala” menjadi dominan
Nah, apa jadinya ketika bagian pada otak kita, si amygdala dominan dan aktif, menurut seorang psikolog, Neuroparenting, Rosyidah Carum, S.Psi, M. Psi, Psikolog, Fitrah Base Parenting,
“Amygdala akan membajak fungsi Pre Frontal Cortex (PFC),
yang berperan untuk logika berfikir pd manusia.
Dalam bahasa keumuman otak akan menyetel alarm cemas, gelisah.
Kendali logikapun tdk berfungsi lagi”.
Dear parents, bentakan, teriakan dan hukuman memang instan untuk membuatnya patuh, namun sejatinya
si anak tak dapat memahami esensi permasalahannya, bahkan hal itu akan merusak mentalnya sekaligus membuat hubungan persahabat antar anak dan orang tua memburuk.
Akibatnya anak akan tumbuh menjadi pribadi pencemas dan penakut.
Jika dihadapkan pd suatu masalah, reaksi otak dg menyuruh hyphotalamus memproduksi keringat berlebih, dada berdebar debar dll.
Bagaimana kalau mulai sekarang ajak buah hati kita bicara dengan hati yang tenang, yang bertujuan memperbaiki, berproses secara bertahap.
Berikan pengertian, gunakan bahasa yang santun dan sesuai usianya, Maka semakin hari ia akan mengerti, bekerja dengan ikhlas dan memiliki kecintaan yang tulus saat mengikuti arahan kita.
Dari jalinan tali cinta yg hangat itulah hubungan dengan buah hati akan bergeser menjadi sahabat bagi anak kita, sahabat terbaik tentunya.
Didiklah buah hati dengan penuh cinta kelak mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh cinta
Ditulis oleh Aida Malikha, S. Psi, M. Si, Psikolog