News

Negeri Multi Darurat. DICARI ! Orang Tua Sedekat Sahabat

Dan, basic trust itu dibangun paling efektif saat usia 0-2 tahun.
Di masa itu kita harus mampu memberi bekal ‘rasa aman’ yang akan menjadi memori di tahap berikutnya. Anak yang memiliki basic trust akan tumbuh menjadi percaya diri.
Pengalaman basic trust yang buruk (dicontohkan bu Hasni dengan ditinggal tiba-tiba oleh ibunya saat masuk pertama sekolah, dilimpekne-jawa-) akan membuat efek negatif pengasuhan berikutnya.
Orangtua yang ‘mengkhianati’ kepercayaan anak-anak akan dianggap tidak asyik lagi. Anak-anak akan merasa “Ah, paling ibu nggak akan percaya”, ‘Ah, jujur malah dimarahin lebih baik bohong aja’ . Jaga kepercayaan anak-anak pada  kita agar tak hilang ditelan masa
2. Belajar Tahapan perkembangan : Jangan Menggegas dan Ngegas!
Salah satu ‘quote’ menarik dari bu Hasni tadi, “Tak akan tertunaikan kewajiban pengasuhan dengan baik, jika tidak mengetahui tahapan perkembangan anak dan remaja”
Tahapan perkembangan anak-anak kita terhubung satu sama lain. Jadi janganlah para orangtua membanggakan satu faktor saja. Sebagai contoh,, anak dengan IQ tinggi pun, akan ‘terlihat bodoh’ saat dia tidak memiliki skill motorik kasar dan halus karena terkesan lemah dan tidak aktif. Semakin dini anak, semakin harus di stimulus sensorik dan motoriknya.
Lalu, sebagai orangtua, tidak usahlah kita terlalu menggegas tahapan anak kita. Biarkan ia tumbuh dengan kita memfasilitasi fitrah baiknya agar tetap bertumbuh.
 Tahapan perkembangan sosio emosional menurut Erickson adalah
a. Basic Trust : berikan rasa aman di usia  0-2 tahun, agar anak anak memiliki modal untuk percaya diri dan menanamkan kepercayaan
b. Otonomi : kemandirian, ditumbuhkan di usia 3 tahun dimasa inilah anak harus ‘tuntas ego’ , menghargai hak miliknya. Latih anak membiasakan hal-hal baik
c. Inisiatif ; Masa ini ada di usia TK. Menstimulus anak-anak usia ini bukan dengan membandingkan dan memaksa berkompetisi, namun dengan ditumbuhkan inisiatifnya
d. Industry : masa SD, masa dimana anak-anak suka membuat project, memperbanyak kegiatan ekstrakurikuler, variasi aktifitas di usia ini sangatlah membantu
3. Fase Peer Group : Saat Mulai Jauh dari Ortu
Ayah ibu harus menyadari bahwa usia SMP dan SMU selalu ingin nge group. Bergaul, membuat kesepakatan-kesepakatan dengan kita. Tahapan inilah PENTINGNYA orangtua ikut memimbing, berdiskusi untuk mencarikan bi’ah atau lingkungan. Sadari anak-anak suka curhat dengan teman, maka teman sebaya merupakan ‘harta’ mereka.
4. Memberi Ruang Hal-hal NORMAL, akan membantu anak menuju kematangan
Jatuh cinta, naksir, kagum, adalah ruang ruang perasaan yang normal. Orangtua tidak perlu paranoid dan ‘ngegas’ kalau anak remaja kita bermasalah. Piye kalau jatuh cinta? Kok gitu sih anakku
Ya, ya, anak kita generasi yang kurang bermain dan galau, judul besar. Ruang apakah itu? Ruang BERCERITA. Saat tidak ada lagi barier dan remaja kita siap mendengar. Sungguh, anak-anak remaja kita hanya ingin banyak didengar.
Pandanglah segala proses tumbuh dan kembang ini sebagai sebuah peristiwa alami, dimana setiap fasenya kita diberi kesempatan mereka untuk menikmatinya bersama kita : orangtuanya yang sehangat sahabat!
Ditulis Oleh : Vida Robi’ah Al Adawiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.