Sobat Pundi, nah untuk artikel kali lanjutannya yang kemarin. Bagaimana cara mengalokasi penghasilan di saat krisis. Disaat Krisis Alokasi penghasilan bisa sebagai berikut :
1. Yang pertama dan utama, sebagai seorang muslim kita keluarkan dulu zakat wajibnya, yaitu 2,5% dari penghasilan.. Boleh 2,5 sd 7,5% lagi kita gunakan untuk infaq dan sedekah Karena waktu yang paling tepat untuk bersedekah adalah ketika seorang manusia menghadapi masa krisis, mengalami bencana, serta adanya kebutuhan hidup yang melililit.
2. Setelah membayar zakat & mengeluarkan sedekah, langkah kedua adalah ambil dulu 10-20% dari gaji/penghasilan kita untuk ditabung dan berinvestasi. Minimal 10% ya, Nah pos pengeluaran ini boleh dikurangi pada masa krisis.
3. Langkah ketiga, siapkan lagi 10% kalau bisa 20 persen untuk dana darurat & jaminan kesehatan. Sebaiknya buat rekening tersendiri untuk dana darurat terpisah dari rekening operasional bulanan. Pos jaminan kesehatan seperti bayar premi BPJS & premi keseharan asuransi swasta. Lebih mudah gunakan fasilitas autodebet untuk menghindari lupa bayar premi saat tanggal jatuh tempo.
4. Langkah keempat, segerakan untuk membayar cicilan dan kewajiban lainnya. Cicilan wajib dibayar ya, apalagi yang berkaitan dengan pihak ke 3 seperti bank dan perusahaan finance, tentu saja ada jatuh tempo dan denda apabila tidak dibayar tepat waktu. Idealnya, alokasi untuk cicilan adalah 30% dari penghasilan.
5. Terakhir, baru masuk ke pos belanja pengeluaran rutin bulanan dengan alokasi maximal 50%. Dahulukan kebutuhan daripada kemauan.
Nah begitulah alokasi penghasikan dikala krisis sobat pundi. Krisis masih melanda ilmu tentang finansial tetap harus jadi ujung tombak ya.
Ditulis oleh Kak Lisa Ekuiresa S.E., R.F.P.