Hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.
Dalam Islam jika ditelaah lebih jauh, hujan merupakan karunia dan hikmah luar biasa dari Allah SWT.
Seringkali hujan yang turun dari langit merupakan hujan yang ditunggu-tunggu, terutama untuk para petani, yang berbulan-bulan sebelumnya merasa kesulitan air dan mengalami kekeringan.
Namun, sebagian orang ketika hujan datang akan mengeluh karena menghalangi pekerjaan diluar rumah. Makna Hujan dalam pandangan Islam, sebagai berikut:
1. Hujan adalah berkah
Di dalam al Quran terdapat ungkapan bahwa hujan adalah berkah, yaitu ayat yang berbunyi, “Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS: Qaaf (50) : 9).
Dari ayat-ayat di atas, kita mengetahui bahwa Allah menurunkan hujan sebagai rahmatnya sesuai dengan kebutuhan seluruh makhluk-Nya.
2. Rahmat Allah selalu cukup bagi makhluk-Nya
Hujan turun sebagai bentuk dari keseimbangan alam yang Allah ciptakan. Dengan turunnya hujan, air di bumi akan terpenuhi bagi seluruh makhluk-Nya.
Dalam surat Az Zukhruf ayat 11, Allah berfirman, “Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)”
3. Dunia diciptakan dengan penuh keseimbangan
Berkaitan dengan poin sebelumnya, dimana Allah Menurunkan hujan sesuai kadar perhitungan-Nya, maka kita bisa mengambil hikmah bahwa dunia dan seisinya diciptakan dengan seimbang.
Tidak ada kelebihan atau kekurangan yang diberikan oleh Allah. Jika memang ketika hujan terjadi banjir atau bencana alam, bisa dipastikan bahwa itu adalah hasil dari kerusakan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.
4. Sebagai alat untuk bersuci hamba-hamba Allah
Allah Ta’ala berfirman, “dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu” (QS. Al Anfal: 11).
5. Sebagai pengingat bagi manusia
Dalam hadis dikatakan, bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu khawatir pada saat muncul mendung, jangan-jangan akan datang adzab dan kemurkaan Allah.
Dari hadis tersebut, kita bisa mengambil hikmah bahwa hujan bisa bermakna bahwa kita harus selalu takut dan memohon perlindungan Allah dari murka-Nya.
Air sejatinya adalah simbol kehidupan. Tanpa air, tidak akan ada kehidupan. Sebab, dengan airlah tumbuhan dan pepohonan bisa tumbuh. Karena itu, hujan yang turun dari langit seyogianya disambut sebagai keberkahan.
Demikian pula dengan hujan. Allah SWT berfirman dalam Alquran bahwa hujan yang turun ke bumi sebagai rahmat yang diperlukan seluruh makhluk. “Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Mahaterpuji.” (QS Asy-Syuura: 28)
Selain itu, hujan sendiri merupakan keberkahan bagi makhluk Allah. Di dalam Alquran surah Qaaf ayat ke-9 disebutkan, bahwa hujan merupakan air yang diturunkan dari langit dan penuh keberkahan.
“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.”
Nurhasanah Namin, dalam bukunya berjudul “Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab untuk Berdo’a” mengatakan, bahwa hujan memiliki keberkahan dan manfaat di antaranya adalah untuk kelangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Seperti ditegaskan dalam Alquran surah al-Anbiyaa ayat 30, bahwa dari air Allah menjadikan segala sesuatu yang hidup. Imam al-Baghawi menafsirkan dalam ayat tersebut, yakni “Kami menghidupkan segala sesuatu menjadi hidup dengan air yang turun dari langit, yaitu menghidupkan hewan, tanaman, dan pepohonan. Air hujan inilah sebab hidupnya segala sesuatu.”
Tidak hanya itu, suara air hujan sebagai salah satu dari suara alam diyakini banyak pakar teknologi pikiran dapat mempengaruhi gelombang otak. Irama air hujan diyakini dapat merangsang otak menuju gelombang alfa.
Seorang motivator spiritual dan penulis buku, Erbe Sentanu, menyebutkan jika gelombang alfa itu akan membawa seseorang pada kondisi rileks, tenang dan khusyuk.
Kondisi ini dikatakan dapat membuat seseorang menyelaraskan apa yang dirasakan, dipikirkan dan dikatakan dalam wujud doanya. Doa yang selaras itulah yang memungkinkan untuk dikabulkan.
Hal ini juga telah dipertegas Rasulullah SAW, bahwa berdoa di waktu turunnya hujan disebut menjadi waktu yang mustajab.
Imam Syafi’i telah meriwayatkan dalam kitab al-Umm dengan sanad yang mursal, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Carilah doa yang dikabulkan, yaitu ketika bertemunya dua pasukan, waktu ikamah serta ketika turunnya hujan.
Imam an-Nawawi juga mengatakan, bahwa doa pada saat hujan tidak ditolak atau jarang ditolak karena pada saat itu tengah turun rahmat, khususnya curahan hujan pertama di awal musim.
Hujan adalah salah satu Rahmat yang Allah berikan kepada makhluk-Nya di bumi, yang tidak bisa di tolak hadirnya seperti cinta yang kadang kali datang tiba-tiba.
Allah menganugerahkan kepada kita suatu proses alamiah, dari uap air yang bersumber dari lautan, samudra, dan daratan serta melalui proses fotosintesis dan pernapasan berbagai tumbuhan. Yang dari uap air itu bergumpal dan menebal kemudian naik ke langit lalu turunlah air yang bersih nan jernih.
Air yang rasanya tawar, tidak asin dan tidak manis. Yang dari air itu, kita manfaatkan di kehidupan sehari-hari.
Alquran surah Al-Waqi’ah ayat 68-70 menjelaskan;
لبسم الله الر حمن الرحيم
افرايتم الما ءالذي تشربون (٦٨)
اانتم انزلتموه من المزن ام نحن المنزلمنزلون(٦٩)
لونشاءجعلن ه اجاجا فلولاتشكرون(٨٠)
Artinya
“(78)Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum, (79)kamukah yang menurunkannya atau kami kah yang menurunkannya? (80) Kalau kami kehendaki niscaya kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur?”
Ayat di atas seolah menjelaskan kepada kita, mengingatkan kita dan seolah menampar relung kalbu kita, untuk selalu bersyukur. Bayangkan bagaimana kalau air hujan yang Allah turunkan rasanya asin? Atau bahkan masam? Pastilah kita tidak bisa memanfaatkannya. Lalu dari mana kita minum? Bayangkan kita minum air yang asin setiap hari? Apa kabar lambung dan organ tubuh kita yang lain? Nauzubillah.
memiliki dampak negatif dan positif. Salah satu dampak positifnya, setelah musim kemarau panjang kemarin, kini air melimpah ruah, tak ada lagi manusia yang kekurangan air. Sedang dari dampak negatifnya, banjir dimana-mana, karena air yang terlalu over juga kurangnya kesadaran manusia yang sering membuang sampah sembarangan menyebabkan penyumbatan air dibeberapa titik, ditambah waduk air di Indonesia yang kurang memumpuni.
Banjir beberapa waktu lalu harusnya dijadikan sebagai teguran untuk diri sendiri dan lebih tertib dalam membuang sampah. Menambah rasa syukur kita kepada Tuhan yang Esa, bersyukur dimanapun dan dalam keadaan apapun. Bukan hujan hebat yang menyebabkan banjir, tapi tangan manusia yang tak bertanggung jawab adalah dalang dari kebanjiran yang terlanjur terjadi.