News

Mengelola Konflik Keluarga dan Konflik Perkawinan

Keluarga adalah struktur sosial terkecil  dari masyarakat yg bersatu karena perkawinan, keluarga adalah elemen penting yang harus mendapatkan perhatian, karena permasalahan sosial yang terjadi pada anak dan remaja bermuara pada keluarga. Bila keluarga harmonis maka, permasalahan sosial akan berkurang.
Keluaga inti adalah ayah, ibu dan anak, sementara keluarga besar, adalah selain keluarga inti juga melibatkan kakek, nenek, mertua, ayah  dan ibu, ipar.
Semakin banyak anggota keluarga, maka semakin besar peluang untuk terjadi konflik yg bila tak dikelola dengan baik akan berdampak buruk terhadap keutuhan keluarga.
Konflik keluarga dapat diartikan sebagai permasalahan yang timbul dari hasil interaksi dalam hubungan keluarga, yang berusaha menyingkirkan satu sama lain diakibatkan perbedaan pandangan, sikap dan prilaku.
Salah satu penyebab perceraian adalah konfilK.., namun demikian adakah keluarga yang tidak memiliki konflik , dan bagaimana bentuk konflik dalam keluarga?
Konflik dalam rumah tangga akan selalu ada, namun bagaimana kita mengelola sebuah konflik yang justru dapat menghindarkan keluarga dari perceraian kemudian, menjadikan keluarga harmonis, sakinah ma waddah wa rahmah, dan visi serta misi keluarga dpt terwujud.
Untuk mencegah maupun mengatasi konflik dalam keluarga, sebelumnya kita harus mengenali bentuk konflik:
1. Konflik individu adalah konflik yang terjadi pada diri maupun pada salah satu anggota keluarga yang berkaitan dengan kehidupan sosial, pekerjaan, agama, pengalaman masa lalu yang tak selesai dsb, yang harus segera diatasi karena dpt menimbulkan  gangguan psikis, mental dalam hubungan keluarga.
2. Konflik keluarga inti antara ayah, ibu, akibat dari rendahnya adaptasi serta komunikasi pasangan yg terjadi pada awal pernikahan, sementara konflik pada anak yakni sibling rivary, persaingan pada anak , kemudian konflik antara anak dan orang tua yang terjadi akibat pola asuh dan pola komunikasi tidak sesuai dengan proses perkembangan pada anak dan orang tua.
3. Konflik pd keluarga besar, anak menantu, mertua, besan, biasanya terjadi karena perbedaan prilaku, pandangan, komunikasi yg tdk selaras, informasi keluarga inti yg di umbar pada keeluarga besar, masalah warisan, dan hal hal lain.
Konflik ini dapat berakibat pada KDRT (kekerasan dalam rumah tangga),
1. Ketidak harmonisan hingga perceraian
2. pengasuhan, perkembangan, pendidikan  dan tumbuh kembang anakpun terganggu
3. kualitas hidup berkurang
4. bahkan mampu mengganggu kondisi, fisik dan psikis.
5. yang kemudian dapat berefek pada karir serta rezeki yg terhambat.
Lalu bagaimana agar mampu mengelola ataupun menghindar dari konflik agar terhindar dari hal hal yang tidak pada rumah tangga kita?
Proses konflik sendiri dimulai dari  masa damai kemudian terjadi ketidak sesuaian, lalu ada perang dingin hingga perang terbuka.
Maka tips untuk megelola konflik keluarga dan perkawinan dengan baik adalah mulailah mengelola dari dari diri sendiri hingga penanaman pendidikan ini terhadap keluarga kita, dimulai dari poin poin dibawah ini:
1. Sikap bersyukur, dan memaafkan
Konflik individu ini biasanya bermula dari masa lalu yg tdk tuntas, maka mulailah dg banyak bersyukur dan memaafkan masa lalu.
2. Sikap saling menghargai perbedaan
Sikap saaling memahami dan menghargai ini akan menimbulkan kekuatan untuk saling melengkapi.
3. Komunikasi yg suportif dengan santun dan tdk memaksa
4. Mengedepankan musyawarah utk mufakat
Sebelum konflik terjadi, amatlah penting untuk melakukan musyawarah mencapai mufakat dg komunikasi terbuka & mengutamakan kepentingan orang banyak.
5. Saling cinta kasih serta sayang
Hendaknya setiap mencari solusi permasalahan dilandasi oleh cinta& kasih sayang agar menghasilkan keputusan yang bijaksana
Ditulis Oleh : Muhammad Iqbal Ph.D, psikolog
 (penulis buku psikologi pernikahan, menyelami rahasia pernikahan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *