Setidaknya ada dua reaksi luar biasa yang akan anak kita peroleh dari kegiatan sering membaca.
1. Semakin banyak anak membaca, maka anak akan semakin mudah memahami bacaan. Ketika anak sudah lebih mudah paham maka dia akan lebih menyukainya, semakin dia menyukainya maka anak akan semakin melakukannya.
2. Semakin banyak yang anak baca, semakin banyak yang dia ketahui. Semakin banyak yang dia ketahui, maka akan semakin cerdas dari waktu ke waktu.
Tapi bagaimana caranya agar anak suka membaca? Karena tidak semua anak suka membaca. Rata-rata anak lebih suka menonton atau main game.
Pertanyaan ini sudah akrab sekali ditelinga saya. Membuat saya bertanya-tanya sendiri, mengapa hal itu bisa terjadi. Padahal seharusnya membaca itu sebuah kenikmatan bukan kesengsaraan. Sebagaimana reaksi yang orang rata-rata rasakan dari kegiatan membaca.
Yang menjadi masalah sebenarnya bukan anak yg tak suka baca, tapi kita yg tak mengenalkan pada anak bahwa membaca itu kenikmatan. Kita yang tak ingin menyemai tapi ingin memetik hasil. Apakah bisa?
Seperti lezatnya coklat, kalau anak tak pernah dikenalkan rasanya lezat saya yakin seumur hidup anak tak akan pernah tahu kalau coklat itu enak.
Tapi kan masalahnya coklat sekali dicicipin langsung tahu rasanya manis. Kalau baca? Apakah cukup hanya sekali baca lalu anak tahu kenikmatannya?
Nah inilah tantangannya. Buku kenikmatan di jiwa, coklat kenikmatan di lidah. Tugas kita sebagai orangtua yang menciptakan bagaimana membaca itu menjadi sebuah kenikmatan yg bisa di rasakan anak sepanjang hidupnya.
Karena kalau seorang anak jarang mengalami ‘nikmatnya’ membaca, tetapi lebih banyak menemui ‘ketidaknikmatan’ membaca, memang reaksi alami si anak adalah menarik dirinya dari membaca.
Inilah yang menjadi penyebab, mengapa akhirnya ada anak yang suka membaca ada yang tidak.
Bagaimana caranya menyemai benih agar kita memetik hasil anak yang suka membaca?
BACAKAN DIA BUKU SETIAP HARI SECARA NYARING!
Hanya itu? Ya.
Sesimpel itu? Ya.
Para pakar mengatakan MEBACA NYARING adalah satu-satunya kegiatan terpenting, bahkan lebih penting dari worksheet dan flash card. Membaca nyaring salah satu alat pengajar yang paling murah, paling sederhana, dan paling tua sebagai alat pendidikan yang lebih baik dari apapun di rumah.
Begitu sederhananya hingga anda tidak perlu sekolah tinggi-tinggi untuk bisa melakukannya. Syaratnya hanya satu: ANDA MAU MENYIAPKAN BUKU MENARIK DAN MENYEDIAKAN WAKTU MEMBACAKAN BUKU UNTUK ANAK ANDA!
Setiap anda mau membacakan buku untuk anak, lama-lama dia akan mendapatkan kenikmatan dalam membaca. Mengapa demikian? Karena membaca nyaring sama halnya seperti pondasi untuk membangun sebuah rumah. Kata-kata adalah struktur utama dalam pembelajaran. Hanya ada dua cara efesien memasukkan kata-kata ke dalam benak anak, melalui mata atau melalui telinga. Karena anak masih butuh beberapa tahun lagi untuk membiasakan matanya membaca, sumber terbaik bagi ide dan pembangunan otak adalah telinganya. SEMAKIN BERARTI ISI DARI KATA-KATA YANG KITA DENGARKAN, AKAN MENJADI PONDASI KUAT BAGI SELURUH OTAK DAN JIWA SI ANAK. Nanti itu juga akan membantunya dalam memahami kata-kata yang dia dapatkan melalui mata saat bisa membaca nanti.
Sebagaimana nikmatnya coklat, itu tidak serta merta didapatkan. Butuh proses panjang, mulai dari memetik buah kakao, mengeringkan isinya, menghaluskan buahnya, hingga akhirnya menjadi coklat bubuk atau coklat batang yang siap disantap kelezatannya.
Begitu juga dengan kenikmatan membaca, butuh proses membiasakan memasukan kalimat yang penuh arti dari buku. Dimulai dari menghemat uang dapur untuk membeli buku yang menarik, menyediakan waktu khusus membacakan buku setiap hari secara rutin, bersabar mendengarkan celoteh anak saat dibacakan buku, dan seterusnya. Hingga akhirnya anak terbiasa mendengar kalimat-kalimat yang tersusun rapi, lama-lama dia akan merasakan nikmatnya membaca buku.
Mudah bukan? Selamat mencoba! dan temukan keajaiban akan datang dari rumah anda, saat kegiatan membaca menjadi habit di rumah anda