News

Kasih Sayang Ibunda Yang Memupus Amarah

Dikisahkan pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ada seorang sahabat bernama Al-Qomah. Di saat sakaratul maut ia begitu sulit mengucapkan kalimat tauhid, padahal dia seorang yang sangat taat beribadah semasa hidupnya.
Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah.
***
“Ya Rasulullah….Benarkah hal ini akan kita lakukan untuk Al Qomah?” seorang sahabat bertanya tak yakin.
“Ya. Lebih baik, daripada ia harus mengalami sakaratul maut yang begitu sulit sehingga membuat ruhnya sulit untuk keluar.
Kisah yang melatarbelakanginya adalah ketika setelah diselidiki, Ibunda dari Al Qomah tak ridha atas satu perlakuan yang dilakukan anaknya terhadapnya. Itulah yang tak pernah bisa ia maafkan dari sikap anaknya.
“Tapi kini, anakmu tengah mengalami sakaratul maut yang begitu sulit. Tidakkah engkau berkenan untuk memafkannya, Duhai Ibunda?” bujuk sang Rasul.
“Biar. Biar ia merasakan betapa sakitnya hatiku atas perlakuannya semasa hidupnya.”
Sungguh beliau tau rasa sakit hati ibunda Al Qomah. Sungguh beliau pun tak membenarkan atas perlakuan sikap Al Qomah pada ibunya. Tapi api itu beliau lakukan hanya strategi darinya. Beliau tahu, sesakit apapun rasa sakit ibu pada anaknya, tapi rasa sakit itu hanya bagai setitis air di antara lautan cintanya yang begitu dalam dan luas.
Maka saat api sudah siap dan Al Qomah siap dimasukkan, kalimat itu keluar dari lisan ibunya yang penuh cinta,
“Jangan lakukan itu, Ya… Rasulullah. bagaimana mungkin aku tega membiarkan anakku dibakar. Aku sudah memaafkan dia…aku sungguh memaafkan anakku… Ya Roaulullah…” maka pada akhirnya, seperti yang kita tahu, Al Qomah mengalami kemudahan dalam sakaratul mautnya.
”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)…”.
(QS Al Ahqaf- 15)
Sumber : Rumah keluarga Indonesia, Pekanbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *